Senin, 09 Februari 2015

Membubut Poros Bertingkat

I. TUJUAN

  1. Agar praktikan dapat mengerjakan bermacam–macam bentuk benda kerja menggunakan mesin bubut, seperti :
    1. Membubut rata
    2. Membubut poros bertingkat
    3. Membubut bentuk tirus
    4. Mengkartel
    5. Mengebor dengan mesin bubut
    6. Membuat ulir

  1. Melatih praktikan dapat membuat alat-alat yang berhubungan dengan mesin bubut
  2. Melatih praktikan agar cekatan dan teliti dalam mengerjakan sesuatu

II. DASAR TEORI
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat benda kerja satu yaitu membuat poros bertinkat sesuai dengan gambar 1 diaasa adalah sebagai berikut :
  1. Bahan dari benda kerja tersebut
  2. Diameter dari benda kerja
  3. Jenis pengerjaan yang dilakukan
  4. Jenis alat iris yang digunakan
  5. langkah kerja yang digunakan
Hal-hal diatas perlu diperhatikan antara lain untuk menentukan tingkat kecepatan putar dari mesin dan tingkat kecepatan dari pemakanan tatal (cutting speed). Untuk bahan yang mempunyai tingkat kekerasan tinggi, mempunyai tingkat kecepatan putar mesin dan cutting speed yang berbeda dengan benda kerja yang mempunyai tingkat kekerasan tinggi. Hal ini dilakukan untuk mencegah atau meminimalisi kerusakan yang terjadi pada alat yang digunakan.

Agar alat iris dapat digunakan dengan umur yang wajar perlu diketahui kecepatan putar benda kerja sesuai dengan diameter, jenis bahan alat iris dan bahan benda kerja.

Kecepatan potong = p. d. n m/menit (ft/menit)

n = Jumlah putaran benda tiap menit
d = diameter benda (m) atau (in à ft)
Kecepatan potong atau cutting speed (C.S)

Bila bahan alat iris dari HSS, kita dapat menggunakan C.S yang diizinkan seperti berikut:
Bahan                                                                    C.S (S.F.P.M)*
  1. Baja                                                                                   50
  2. Besi / Besi tuang                                                              80
  3. Bronze                                                                            100
  4. Brass                                                                             150
  5. Alumunium                                                                    200
*Surface Feet Per Minute

   Pengoperasian Mesin bubut adalah sebagai berikut :
  1. Putar saklar utama ke kanan, lampu “on” untuk daya akan menyala
  2. Tekan tuas atau saklar spindle ditarik ke bawah maka poros spindle berputar        ke kanan
  3. Apabila tuas atau saklar spindle ditarik keatas maka putaran poros spindle berputar ke kiri
  4. Untuk meng-off kan poros spindle ditekan atau tariklah tuas atau saklar spindle ke posisi tengah
  5. Apabila dalam keadaan mendadak pada keadaan d, injak pedal rem, maka putaran poros spindle akan berhenti bersama putaran poros otomatis lainnya
  6. Untuk mengatur kecepatan sesuaikan handle kecepatannya (tuas no.10 dan 11)
  7. Untuk memilih gerak pemakanan atur tuas no.3-no.6
  8. Untuk meng-off kan daya mesin putar kembali saklar utama ke kiri

  1. ALAT DAN BAHAN

III.1     Bahan
Bahan yang digunakan adalah baja beton dengan ukuran diameter satu inci x 155 mm
III.2     Alat atau mesin yang digunakan:
  1. jangka sorong, digunakan untuk mengukur ukuran benda kerja, janka sorong yang digunakan mempunyai ketelitian 0.05mm.
  2. stempel angka atau ketok nomor, untuk memberi nomor pada benda kerja setelah selesai dikerjakan.
  3. mesin bubut, adalah suatu mesin dengan gerak utamanya berputar, benda kerja dipegang dengan chuck, kemudian bila mesin dihidupkan benda akan berputar pada sumbu utamanya, sedang alat irisnya diam, maka untuk mendapatkan hasil yang baik alat iris dipasang pada rumah pahat dan pahat diatur ujungya tepat pada sumbu utamanya apabila pemasangan tidak tepat maka pahat dapat patah atau benda kerja menjadi bengkok, bengkok ini terjadi pada waktu membuat ulir dengan mesin bubut.

IV. LANGKAH KERJA

Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat benda kerja satu adalah sebagai berikut :
  1. Bahan disiapkan yaitu baja beton diameter 1 inchi panjang 155 mm. Bahan diperiksa terlebih dahulu apakah bahan sudah lurus, bila masih bengkok diluruskan terlebih dahulu.
  2. Benda kerja dipasang pada chuck dan diperiksa oleng apa tidak. Bila hasilnya masih oleng , benda kerja disetel hingga betul
  3. Pahat dipasang pada rumah pahat dan disetel sehingga ujung pahat tepat pada ujung utama
  4. Setelah semua betul, motor dihidupkan dan mulai membubut.
  5. Untuk pembubutan awal digunakan kecepatan rendah kemudian secara bertahap kecepatannya dinaikkan
  6. Atur tiap kali gerakan pemakanan 0.1 mm hingga diameternya 22 mm dengam panjang 75 mm.
  7. Pada ujung benda kerja dibubut hingga diameter 20 mm dengan panjang 40 mm.
  8. Pada ujung benda kerja dibubut hingga diameter 16 mm sepanjang 20 mm.
  9. Mengkartel benda kerja sepanjang 30 mm pada benda kerja yang berdiameter 22 mm
  10. Benda kerja dilepas kemudian dibalik , cekamlah benda kerja yang berdiameter 20 mm
  11. ratakan ujung benda kerja sekaligus membubut bendakerja sesuai dengan panjang benda kerja kemudian beriah lubang senter.
  12. Membubut benda kerja sepanjang 80 mm hingga berdiameter 22mm.
  13. Membubut benda kerja sepanjang 20 mm dari batas benda kerja yang dikartel hingga berdiameter 20 mm.
  14. Pada ujung benda kerja dibubut hingga diameter W5/8 x 11 sepanjang 30 mm.
  15. Dari ujung benda kerja yang diameter W5/8 x 11 dibuat konis/tirus dengan sudut ketirusan 8 derajat sepanjang 23 mm.
  16. .Membuat neck/leher ulir pada benda kerja dari ujung tirus sepanjang 5 mm sampai diameter 13 mm.
  17. Membuat ulir pada ujung benda kerja dengan uliran ulir standar W 5/8 x 11.
  18. Mesin dimatikan benda kerja dilepas.
  19. Benda kerja diberi nomor mahasiswa dengan stempel angka
  20. Selesai benda kerja dilepaskan dan diserahkan pada pengawas dan lembar gambar kerja dimintakan acc.

  1. HASIL KERJA

  1. Ukuran-ukuran benda kerja ada yang tidak sesuai dengan ukuran yang diminta karena ketidaktelitian dalam pembacaan jangka sorong.
  2. Benda kerja belum sempat dikartel karena harus antre sedangkan waktu yang disediakan sudah habis.

VI.       HAMBATAN

  1. Jumlah mesin bubut yang digunakan terbatas, sehingga harus antre yang menyebabkan pegerjaan kurang sempurna, terutama saat pengkartelan.
  2. Waktu yang disediakan kurang, sehingga pengerjaan menjadi kurang optimal.
  3. Praktikan belum tahu mengenai spesifikasi pahat untuk pengirisan tertentu sehingga pada hasil pembubutan kurang bagus.
  4. Kurangnya jumlah pembimbing dan tidak adanya asisten sehingga proses pengerjaan berlangsung lama dan ruwet.
  5. Ketidaktelitian dalam pengerjaan benda kerja sehingga ukurannya menjadi kurang teliti
  6. Penjepitan pada tuas pengunci benda kerja terlalu kuat menekan benda kerja sehingga benda kerja menjadi cacat/berbekas.
  7. Bahan kerja yang disediakan hanya satu sehingga jika terjadi kesalahan akan fatal akibatnya. Ini akan menjadi momok bagi kami yang baru pertama kali mengoperasikan mesin bubut.

1 komentar:

  1. Top Casino in New York - MapyRO
    1 Casino in New 안성 출장마사지 York - Casinos in 제주도 출장샵 New York. Find your way 포항 출장마사지 around the city, 경상북도 출장샵 find 세종특별자치 출장샵 where everything is located, and play your favorite slots, table games,

    BalasHapus